Saturday, June 27, 2015

Jangan Menilai Saya

Catatan kali ini saya ingin menulis sebuah catatan tentang jangan menilai saya. yah, ini hanya sekedar catatan kehidupan yang ingin untuk di catatat. karena memori otak ini mungkin bisa melupakannya, tapi catatan ini mungkin tidak akan bisa hilang selama blog ini masih bisa digunakan.

Jangan Menilai Saya

Beberapa hari yang lalu, saya membuka informasi nilai saya di sebuah situs yang di khususkan untuk semua Mahasiswa. yah, yang saya dapatkan adalah ada 3 mata kuliah yang sudah di posting nilainya, dan dari antara 3 mata kuliah ini, ada satu mata kuliah yang dapat dikatakan saya memiliki kesempatan untuk mengulanginya lagi di waktu yang lain.

yah, kata jujurnya adalah mata kuliah ini tidak lulus.

pikiran syok? tidak.

stress? tidak.

marah? tidak.

Kesal? tidak

Why Not? kenapa tidak? kalau mau di bilang, sedikitpun rasa untuk kesal, marah, stress dan sebagainya itu jujur saja sudah tidak ada dalam pikiran saya ketika hanya mengetahui kalau tidak lulus mata kuliah.

bukan berarti saya selalu ingin untuk tidak lulus yah. tidak, saya tidak menginginkan hal itu ( secara langsung ), tapi secara tidak langsungya, saya menginginkan hal tersebut terjadi dalam hidup saya.

Why Can? kenapa bisa? karena sudah terbiasa. yah, jawabannya adalah karena sudah terbiasa.

karena sudah biasa terjatuh, akhirnya sekarang dapat dikatakan sudah kebal. kalau jatuh lagi, itu adalah hal yang biasa yang bukan sesuatu yang luar biasa.

yah, sudah terbiasa.

Ketika mengetahui nilai tersebut sudah tidak lulus, akhirnya saya memutuskan untuk mengirimkan Email buat dosen saya yang mengajarkan mata kuliah tersebut.

yah, tapi saya tidak mengirimkan email untuk memohon-mohon nilai, bertanya kenapa, mengapa, bagaimana dan sebagainya.

yah, yang saya kirimkan adalah sebagai berikut.

"Selamat Malam Bu.

Saya hanya mau bilang terima kasih aja Bu.

Terimakasih buat nilainya.

Walaupun tidak lulus, setidaknya selama satu semester saya telah belajar banyak dari kelas mata kuliah Ibu.

Sekali lagi terimakasih.

Sukses Selalu Bu."

yah, seperti itulah pesan email yang saya kirimkan untuk dosen saya.

mengapa saya tidak protes tentang nilai saya? inilah alasan mengapa saya tidak protes.
1. Saya merasa nilai UAS saya pasti buruk
2. Saya tidak pernah belajar, adapun belajarnya itu hanya 1 jam sebelum ujian.
3. Saya tahu, ketika saya tidak lulus, pasti Dosen tersebut punya alasan mengapa saya tidak lulus ( saya tidak perlu tahu alasannya itu apa).

yah, mungkin seperti itu.

Alasan mengapa saya berterimakasih adalah
1. ketika saya tidak lulus, ada banyak hal yang dapat saya pelajari, semua itu tentang "belajar untuk bersykur dalam segala keadaan, bersabar, belajar berterimakasih
dan masih banyak lagi" dan semua itu yang diberikan dosen tersebut kepada saya.

yah, mungkin seperti itu.

ketika email tersebut saya kirim, beberapa hari kemudian saya mendapatkan sebuah balasan.

Balasannya itu seperti ini:

"Terima kasih, Titus. Sikap kamu memang baik. Ngak lulus pun kamu ucapkan terima kasih. Beda dg teman kamu yang protes nga terima nga lulus. padahal nilai uas anjlok.

Nilai uas kamu jg rendah banget.

Nilai tgs 78, uts 57, uas 35.

Nilai uas asli kamu 22. Jd nilai uas sudah saya naikkan jd 35, tapi tetap jauh dari lulus.

Semoga nanti kalau kamu mengulang dapat dosen yang baik dan kamu harus benar2 shg minimal nanti kamu bisa dpt nilai b."

Yah, saya mendapatkan pesan email seperti itu.

Jujur saja, saya bukannya memiliki sikap yang baik dan teman-teman saya bukannya memiliki sikap yang berbeda dengan saya.

yah, saya hanya tidak punya alasan untuk bertanya atau protes tentang nilai saya. begitu juga dengan teman-teman saya, saya yakin mereka punya alasan tersendiri mengapa mereka bertanya atau protes. mungkin karena mereka belajar dan sebagainya.

yah, mungkin seperti itu.

menilai seseorang bukan hanya dari apa yang ia katakan, bukan hanya dari apa yang terlihat, tapi menilai seseorang itu harus memperhatikan beberapa sisi yang ada, jika dilihat dari segi sisi.

bisa dilihat dari depan, belakang, samping, atas dan bawah.

yah, mungkin seperti itu, hingga akhirnya kamu bisa tahu seperti apa orang tersebut menurut pandangan kamu.

yah, itulah sedikit catatan pengalaman tentang jangan menilai saya, sebab apa yang kamu nilai tentang saya, belum tentu benar adanya.

karena saya tidak ingin untuk di nilai dan tak bisa untuk di nilai. sekian dan salam buat catatan ini.

Friday, June 26, 2015

Perumpaan Tentang Hukum

Kali ini saya ingin menulis sedikit perumpaan yang berkenaan dengan hukum. yah, ini hanya sebuah catatan kehidupan saya, yang pernah terpikir dalam pikiran ini.

Saya pernah mendengar sebuah pernyataan seperti ini, "Hukum itu selalu tajam ke bawah".

Yah, dimana arti dari pernyataan tersebut adalah hukum itu dibuat hanya untuk mempersulit orang kalangan bawah, sedangkan yang atas tidak.

Mungkin seperti itu, yah mungkin saja ( itu pendapat saya tentang pernyataan "Hukum itu selalu tajam ke bawah").

Kalau dilihat dari salah dan benarnya, maka saya tidak dapat menyalahkan mereka yang membuat hukum itu tajam ke bawah, sebab perumpamaannya seperti ini.

Perumpamaan Tentang "Hukum Selalu Tajam Ke Bawah"

Ada Sebuah Pisau di tangan anda, dan

Ada Sebuah Botol yang telah terpotong bagian atasnya.

Sekarang, bagaimana cara anda menyimpan pisau itu dengan cara yang baik dan benar di dalam botol tersebut.

Saya rasa anda akan menyimpan pisau itu dengan mengarahkan tajamnya ke bawah dan peganggannya dibagian atas ( karena saya pun juga akan melakukan hal yang sama ).

yah, mungkin seperti itu, hingga akhirnya ketika anda mengambil pisau tersebut, pisau tersebut tidak akan melukai tangan anda sendiri.

Yah, mungkin perumpamaannya seperti itu,

Dimana pisau adalah Hukum, dan
Anda adalah pembuat Hukum.

Jadi, tidak salah lagi kalau hukum itu selalu tajam kebawah, karena ketika anda juga berada disana, pasti anda juga akan melakukan hal yang sama.

Yah. lagian sekarang bukan saatnya untuk bertanya dan menyalahkan orang lain, karena apa yang dilakukan orang pasti punya alasan, baik dan buruknya alasan, itu tetap sebuah alasan.

Karena sekarang yang perlu dilakukan adalah Memberikan kepercayaan kepada orang yang melakukan sesuatu untuk kita. mungkin seperti itu.

Yah, mungkin seperti itu.

Ada juga cerita yang pernah saya dengar, sebagian orang menyalahkan bahwa semua anggota DPS ( anggap saja DPS ) itu koruptor ( mungkin saja ), karena mereka naik bukan untuk rakyat, melainkan untuk uang.

Bagaimana cara mengembalikan modal dan sebagainya (itu hanya sebuah pendapat).

Jujur saja, ketika saya naik jadi seorang anggota DPS, saya juga pasti akan melakukan hal yang sama.

Mengapa demikian? karena anda sendiri yang telah mengatakannya.

Anggap saja begini:

Anda tidak melakukan apa-apa, yang melakukannya adalah orang lain, tapi anda telah di cap bahwa anda juga telah melakukan hal tersebut.

Apa tanggapan anda?

Kalau saya, lebih baik saya melakukan hal tersebut dan mendapatkan keuntungan, sehingga apa yang mereka katakan ke saya itu benar ( walaupun belum terbukti dan belum di penjara ).  yah, saya buruk sifat tapi ada untung uang.

Daripada saya tidak melakukan apa-apa tapi tetap saja di cap sebagai seseorang yang buruk perlakuannya. ( tidak dapat uang dan dicap buruk sifat ).

yah, mungkin seperti itu.

Intinya sekarang adalah Kepercayaan. Berikan kepercayaan terlebih dahulu, jangan dulu penilaian.

KEPERCAYAAN.

Yah, harga yang sangat mahal, saking mahalnya tidak dapat dibeli dengan uang adalah sesuatu yang namanya kepercayaan dan kejujuran. jika anda percaya, walaupun hanya setetes susu di dalam kopi, ia pasti akan tetap melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuannya.
Mungkin seperti itu.

Sekian dan salam buat catatan dan perumpamaan tentang hukum. sebuah catatan konyol dari pikiran orang yang konyol.

Thursday, June 25, 2015

I'm Back

Hari baru katanya adalah awal yang baru, begitu juga dengan musim yang baru. setiap musim baru yang datang, selalu dikatakan itu adalah awal yang baru.

Yah, mungkin seperti itu, dan itulah kehidupan yang sekarang aku jalani.

I'm Back

Itulah cita-citaku sekarang, karena sekarang aku telah terlalu jauh melangkah dari tempat seharusnya dimana aku berdiri, sehingga langkah awal yang perlu dilakukan adalah kembali ke tempat seharusnya.

yah, sekarang aku mau belajar untuk lebih serius terhadap apa yang diucapkan. belajar untuk berpikir dewasa, karena masa ke kanak-kanakan mungkin sudah lewat.

yah, sekarang saatnya untuk kembali.


Bosan terlalu lama seperti ini, saatnya belajar dengan 3S yang pernah di katakan oleh Guru saya.

Santai

Serius

Sukses

Semoga ini terjadi lagi.

yah, semoga. Amin.

Dewasa.....Dewasa........Dewasa....!!!

Wednesday, June 24, 2015

Surga

Catatan kali ini saya ingin bercerita atau membahas tentang surga, yah, ini hanya bagian dari insting. pendapat juga bukan, tapi tidak tahu lah, hanya ingin menulis aja tentang surga, soalnya rasanya tidak terlalu tenang kalau artikel ini belum ditulis.

Surga adalah tempat terindah yang sebenarnya, yang sangat diinginkan oleh setiap manusia untuk menghuninya.

Akan tetapi, setiap orang masih memiliki rasa penasaran yang tinggi, apakah surga itu ada?

 yah, hanya iman yang dapat meyakinkan kita bahwa surga itu ada.

Seperti angin, bisa dirasakan tapi tak bisa dilihat dan di sentuh.

Inilah yang sekarang sedang saya pikirkan tentang surga, sebenarnya bukan saya yang pikir, tapi ini datang sendiri dan saya ingin saja untuk menulisnya.

Saya selalu merasa bahwa Surga itu pernah berada di bumi,
sebelum manusia jatuh ke dalam dosa.

Bumi ini indah, sehingga ia dijadikan surga.

Setelah manusia mengenal yang namanya baik dan buruk, akhirnya manusia jatuh ke dalam dosa.

Saat itulah manusia di lemparkan ke sebuah tempat yang jauh dari surga, tapi tempat ini juga ada di bumi, hanya saja letaknya dengan surga sangat jauh.

Hingga akhirnya manusia tidak bisa untuk menggapai surga tersebut.

Lama kelamaan, manusia semakin banyak, nah disinilah saya berpikir kalau surga itu di pindahkan ke atas langit.

yah, saya berpikir seperti itu, ketika manusia sudah semakin banyak yang menghuni bumi, akhirnya surga di pindahkan ke langit.

dan setelah manusia telah menghuni seluruh isi dari bumi, mereka tidak bisa mendapatkan surga tersebut, karena surga telah pindah ke atas langit. hanya saja, tempat yang tersisa dari surga itu masih ada, yaitu sungai Tigris dan Efrat

Setelah beberapa saat waktu berjalan, manusia ingin mencari dimanakan letak surga itu.

Sehingga mereka memutuskan untuk membuat sebuah menara yang akan digunakan untuk menembus batas langit.

Yah, menara ini adalah menara babel.

Setelah mereka membangun menara tersebut, TUHAN tahu kalau apa yang di lakukan manusia ini sudah benar-benar kelewatan, hingga akhirnya TUHAN memutuskan untuk mengubah bahasa manusia tersebut, sehingga satu sama lain tidak dapat saling mengerti dan saling membantu.

yah, hingga disitulah pembangunan menara tersebut bearkhir.

dan manusia sudah pergi berpencar ke seluruh penjuru bumi.

waktu berjalan, karena manusia sudah mulai mencoba menerobos batas langit, akhirnya Surga berpindah lagi, dari satu tata surya ke tata surya yang lain, hingga manusia tidak bisa menemukannya.

setelah itu, karena rasa penasaran manusia sangat besar, mereka berhasil menerobos batas langit hingga pergi ke bulan, sayangnya setelah sampai disana, mereka tidak mendapatkan surga di sana, karena surga telah pindah jauh sebelum mereka bisa melakukannya.

yah, mereka hanya menemukan salah satu bekas dari surga yang tertinggal, yaitu Bulan.

Setelah itu, semua berjalan dan terus berjalan. sekarang manusia masih terus penasaran dengan bundaran hitam yang menutupi seluruh jagat raya.

mereka masih penasaran dengan sesuatu yang namanya kehidupan lain selain tempat dimana mereka berdiri.

yah, dan di balik bundaran hitam itulah mungkin surga berada.

Tempat terputih dan terbersih, bersinar terang dan sangat terang. indah yang begitu indah.

Dimana di tempat tersebut, seluruh bundaran hitam yang berada di sekitarnya itu dapat dilihat dan terlihat.

segalanya bisa diketahui tanpa ada yang bisa di sembunyikan.

dan mungkin disitulah surga menetap, dan manusia masih berusaha untuk menerobos batas bundaran hitam yang mungkin tidak bisa untuk dilakukan saat sekarang.

itulah catatan tentang surga, apa yang dipikirkan yang datang dengan sendirinya yang membuat diri ini ingin untuk mencatatnya.

Sekian dan Salam buat catatan ini.

Wednesday, June 17, 2015

Ending

Catatan kali ini adalah catatan tentang ending. catatan yang merupakan bagian dari catatan yang hanya sebuah Halusinasi yang merupakan bagian dari sebuah ilusi.

Ending

Suatu ketika ia datang, dan aku hanya bisa berkata "Menyayangimu adalah salah satu kebanggan tersendiri dalam hidupku, akan tetapi bukan berarti aku harus mamilikimu. Tidak, itu tidak harus terjadi.

Jadi, Pergilah. Pergi dan carilah kebahagianmu sendiri hingga kamu mendapatkannya, dan terimakasih karena telah hadir dalam hidupku dan memberikanku salah satu pelajaran berharga yaitu bisa belajar tentang sebuah rasa yang bernama kasih sayang".

Yah, itulah catatan halusinasi yang merupakan bagian dari ilusi.

Sekian dan Salam

Wednesday, June 10, 2015

Rasa Takut

Catatan kali ini saya akan membahas tentang sebuah rasa, yaitu rasa takut. yah, ini adalah bagian dari apa yang pernah dipikirkan dalam pikiran ini dan juga hanya sebagai bagian dari catatan kehidupan.

Rasa Takut

Saya selalu berpikir, bahwa rasa takut itu ibarat sebuah batu, ia selalu datang ketika kita memikirkannya.

Awal kita lahir ke dunia ini, kita diberikan sesuatu yang namanya kebebasan, ibaratnya sama seperti kita berada di tengah-tengah padang pasir.

yah, ketika kita lahir, sama seperti ketika kita berada di tengah padang pasir.

Kita bebas melihat kemana saja mata kita memandang, kita memiliki kebebasan untuk berjalan kemana saja kita mau pergi. kebebasan itu milik kita.

setelah itu, kita belajar untuk berjalan, berjalan lebih jauh dari tempat awal dimana kita pernah berdiri. semakin kita jauh, rasa ragu mulai muncul dalam pikiran kita, kita terlalu takut bahwa jalan yang kita ambil sebenarnya salah atau benar.

yah, rasa takut sudah mulai datang.

Sama seperti yang telah saya katakan di awal, rasa takut ibarat sebuah batu, ketika kita memikirkannya, ia datang dan jatuh di sekitar kita ( tapi tidak mengenai kita ).

Ketika kita berpikir lagi untuk takut, ia jatuh lagi di depan kita, di samping kita, dan dibelakang kita, sampai batu tersebut menutupi kita, sehingga kita tidak bisa untuk melangkah, seolah-olah batu tersebut sudah mengurung kita dalam sebuah tempat.

yah, itulah rasa takut.

rasa takut tidak mungkin tidak ada, karena rasa takut itu pasti saja akan ada, apapun alasannya.

"Jika ada yang mengatakan bahwa ia tidak pernah takut atau tidak memiliki rasa takut, maka sebenarnya ia telah berkata jujur kalau ia adalah orang yang paling penakut di dunia ini, terutama takut pada diri dia sendiri".

yah, mungkin seperti itu.

Ibarat dari sebuah rasa takut yang dapat dikatakan sebagai sebuah batu.

Jadi, boleh saja punya rasa takut, karena wajar sebagai seorang manusia. tapi ingat, jangan sampai rasa takut itu menutupi diri kita sampai tidak ada pintu untuk berjalan, sehingga kita yang sebenarnya memiliki kebebasan, akhirnya dimiliki oleh keterikatan dan keterbetasan dari rasa takut kita.

Yah, jadi kalau misalnya punya rasa takut, buatlah agar di balik rasa takut itu masih ada cela sedikit agar masih bisa tetap berjalan keluar dari rasa takut tersebut, hingga akhirnya rasa takut yang ada tidak akan bisa membatas kebebasan yang sebenarnya adalah milik kita sendiri.

Sekian dan salam buat catatan rasa takut yang merupakan catatan kehidupan.



Tuesday, June 9, 2015

Sebuah Cerita

Untuk Blogku, kali ini saya ingin bercerita sedikit tentang apa yang ingin untuk diceritakan. yah, sebenarnya ini tidak perlu untuk diceritakan, tapi ini menurut aku ini memang harus diceritakan kepada mu blog, karena aku tahu, engkaulah satu-satunya sahabat paling dekatku yang selalu ada untuk menyimpan seluruh kisah hidupku.

walaupun engkau tak punya telinga untuk mendengar, mata untuk melihat dan mulut untuk menjawab semua pertanyaanku serta membalas semua tutur kataku, tapi aku yakin, engkau memiliki pikiran yang dapat aku gunakan untuk memberitahukan seluruh kisahku dan mengingatkanku kembali tentang kisah tersebut disaat aku tidak mengingatnya lagi.

sebelumnya terimakasih blog, terimakasih untuk semuanya.

saya punya cerita, cerita ini tidak lain adalah cerita tentang sebuah perasaan. yah, ini hanya sebuah cerita dari cerita kehidupanku.

Aku pernah menjalani sebuah waktu di kehidupanku yang lalu,
aku memulainya dari sebuah awal yang baru,
aku berjalan dan terus berjalan,
di dalam waktu tersebut, aku menemukan sesuatu yang tak pernah aku anggap.

suatu ketika ia datang,
ia mengatakan sesuatu yang tak pernah aku mengerti,
aku mengabaikan kata tersebut,
aku membalas dengan kata-kata sifatku,
dan itu adalah sifatku,
sifat dalam ketidak pengertian,
sifat dalam kebodohan,
sifat yang tidak pernah tahu dan tidak ingin tahu,
sifat yang aku sendiri tidak tahu seperti apa wujudnya.

ia mengatakan kata seperti ini, mungkin tidak sama, tapi maksudnya tidak jauh beda
"Aku punya teman, ia suka sama kamu, ia ingin berkenalan dengan kamu, ia ingin bertemu dengan orang tua kamu".

aku tidak tahu maksudnya,
aku tidak menanggapi,
aku hanya memberikan jawaban yang pada saat itu, jawaban yang aku sendiri tidak tahu artinya.

aku masih terlalu bodoh,
aku masih belum mengerti dan memahami apa yang seharusnya aku mengerti dan pahami.

setiap kali bertemu,
ia selalu mengatakan hal yang sama,
"bagaimana, gimana, ada temanku dan sebagainya ( aku sudah tidak ingat lagi, karena pada waktu itu aku tidak terlalu mencatat sesuatu di blog ini ), semuanya selalu ia katakan sesuatu yang berkaitan dengan temannya.

yah, hingga akhirnya aku hanya mengatakan,
sesuatu yang menurut aku tidak perlu untuk dikatakan,
yah, itu refleks dari sifatku,
yang terkadang keluar dengan sendirinya,
dan aku terlalu dan masih bodoh,
karena tidak bisa mengontrol sifatku sendiri.

aku mengatakan seperti ini, kalau aku tidak salah ingat
"kayak anak kecil saja" ( mungkin seperti itu, atau beda tapi tidak jauh beda "sudah lupa, karena tidak pernah mencatatnya di blog ini ).

yah, setelah itu ia tidak pernah mengatakan hal tersebut lagi,
semuanya tiba-tiba berubah ( aku menganggapnya begitu ).

aku masih berpikir masa bodoh,
aku tidak terlalu mempermasalahkan hal seperti itu,
aku mengabaikannya dan menghapusnya untuk jangka waktu yang pendek ( mungkin seperti itu ).

yah, itu ketika awal ia datang,
awal dimana ia menuliskan namanya di dalam pikiranku,
tapi pada waktu itu aku masih belum menanggapinya.

aku hanya terkadang memperhatikannya dalam sebuah jarak,
tidak ada yang tahu,
dan tidak akan ada yang pernah tahu,
semuanya tertutup rapat dan tidak pernah terlihat.

kalau bisa dibilang,
penatap tersembuyi,
yah, itulah istilahnya.

hingga akhirnya,
ada sebuah waktu,
waktu ini adalah waktu dimana aku melihat ia dengan tidak sengaja melakukan sebuah kesalahan yang tak seharusnya di lakukannya,
yah, aku memanggilnya dan menegurnya.

setelah itu,
pada malamnya aku mengatakan beberapa hal kepadanya,
yah, kata-kata yang seharusnya tidak aku katakan,
karena aku bukan orang bijak,
aku hanya orang bodoh yang sok bijak ( yah, itu menurut aku ).

yah, setelah saat itu, semua makin kuat,
rasa sudah ada, dan aku anggap rasa itu adalah sebuah perasaan.

yah, "Perasaan".

aku tidak tahu kenapa,
dan aku juga tidak ingin tahu alasannya apa,
karena aku sendiri memang tidak tahu.

suatu ketika,
dalam waktu yang bebeda pula,
ia pernah memanggil untuk makan ( yah, aku tidak bisa menceritakan secara rinci, tapi itu pernah terjadi ),
tapi aku hanya berbalik dan mengatakan kata "Terimakasih".

sejujurnya aku mau,
tapi aku sedikit munafik,
aku tidak ingin semua terlihat,
aku ingin menutupinya.

yah, itu pernah terjadi.

ada waktu dimana ia pernah menegurku,
tapi aku terlalu bodoh,
aku terkadang tidak bisa melakukan apa-apa disaat semua telah terjadi,
aku tidak bisa menjawab apa-apa,
dan aku sadar, itulah sifat kegugupanku.

hingga akhirnya aku bilang ( tapi tidak secara langsung ),
"Tumben tegur".

yah, setelah itu semuanya berubah kembali.

sama seperti yang telah aku katakan,
yaitu "sama seperti anak kecil",
tapi itu bukan untuk dia, tapi untuk aku.

yah, akulah yang terlihat seperti seorang anak kecil,
aku akui itu,
karena aku memang tidak ahli atau tidak terlalu tahu banyak hal mengenai hal tersebut.

yah, masih memiliki banyak keterbatasan yang tak seharusnya aku batasi.

semua berjalan dan terus berjalan.

yah, semuanya seperti itu, mungkin sedikit berbeda, tapi aku yakin tidak terlalu jauh.

ada yang pernah berkata,
jika engkau menyukai seseorang,
maka ungkapkanlah sebagai seorang laki-laki bukan sebagai seorang pengecut yang tidak berani mengungkapkannya.

yah, aku akui itu bahwa itu benar, tapi jujur, aku tidak menyukainya.
karena aku tahu, rasa suka itu hanya sebatas kelebihan seseorang.

begitu pula dengan cinta, jujur, aku tidak mencintai dia,
karena aku takut nanti semuanya hanya sebatas kata-kataku.

dan yang sebenarnya adalah "Aku sangat menyayangi dia", dan tak bisa aku pungkiri itu.

walaupun aku tidak bisa memberikannya apa-apa, karena aku tahu, aku sendiri tidak punya ( belum punya ) apa-apa,
tapi aku punya doa, sebagai orang yang menyayanginya, maka kebahagiaannya lah yang paling utama.

aku hanya ingin ia bahagia, itu saja, tidak lebih. siapapun yang ia temani, yang penting ia bahagia, maka aku lepas tapi aku akan jaga dia dengan doa.

semoga aman dan tetap disayangi sama orang-orang di sekitarnya.

karena jujur, lebih baik aku dikatakan sebagai seorang pengecut, daripada aku dikatakan sebagai seorang yang egois.

yah, itulah yang aku rasakan.

aku selalu berpikir, ia juga mungkin "Mungkin" memiliki rasa yang sama,
yah, pikiran bodoh dari seseorang yang tidak pernah mengaca ( tidak percaya diri ).

yah, karena aku sering mendapatinya melihatku dari kejauhan ( terlalu kepede'an dari orang yang tidak pernah ngaca ), dan aku selalu merasa kalau hal itu terjadi, maka ada beberapa hal yang bisa di tarik kesimpulan:
1. Ia mungkin memiliki rasa ( mungkin )
2. Ia kasihan, yah, mungkin ia kasihan. kasihan saja sama orang bodoh yang terlalu kepedean
3. Mungkin ia melihat yang lain, tapi aku yang terlalu sok PD ( ngaca dulu bro ).

haha,

aku sendiri lucu dengan kisah hidup yang ini, lucu dengan diriku sendiri.

yah, aku semakin tidak PD, ketika aku punya seorang teman yang dapat dikatakan ia ganteng, serba ada, tapi ditolak sama dia, sehingga terkadang aku sendiri bertanya pada diriku sendiri, "Ngaca dulu bro", baru berpikir yang tidak-tidak.

But Why? I Don't Know.

yah, saya tidak tahu.

sehingga akhirnya, saya selalu berdo'a, semoga ia mendapatkan yang terbaik buat hidupnya, yang sama seperti dia, yang bisa saling mengimbangi
satu sama lain.

karena aku sendiri tidak punya apa-apa, jika boleh jujur, aku tak sesempurna dia, sehingga aku mungkin tidak bisa mengimbangi dia, aku masih banyak memiliki kekurangan dalam hidupku, aku hanya orang sederhana yang masih berusaha untuk menyederhanakan kesederhanaan yang ada.

hingga akhirnya, semuanya terkabul, ia memiliki seorang kekasih, dan disitulah aku tahu dan aku belajar sifat manusia, "Ternyata kita akan sedih kalau melihat orang yang kita sayangi tidak bahagia, tapi kita akan lebih sedih lagi kalau kita melihat orang yang kita sayangi
dibahagiakan oleh orang lain".

yayaya, mungkin seperti itu.

Tapi, aku selalu bersyukur, karena aku juga tidak ingin ia menyukai dan mencintaiku, karena aku hanya ingin ia memiliki perasaan yang sama
seperti yang aku rasakan kedia, itu saja.

tapi jika tidak, maka aku biarkan semua berjalan, berjalan pada jalan yang seharusnya,
aku tidak akan mengungkapkan apa-apa,
karena aku tahu,
semua yang ada tidak hanya sebatas ungkapan,
bagi aku ungkapan tidak terlalu penting,
aku hanya ia merasakan sesuatu tanpa ia melihat atau mendengar apa yang aku ungkapkan,
dan aku rasa itulah yang sebenarnya dan seharusnya.

yah, itu hanya menurutku.

Pikiran bodoh, karena kenyataannya semua butuh ungkapan,
karena tanpa ungkapan orang tidak akan tahu.

tapi jujur, lebih baik ia tidak tahu dari pada ia tahu,
karena aku tidak ingin dia tahu,
aku hanya ingin ia bisa merasakan.

sebatas itu saja, sampai ia mengerti.

jika tidak, over.

sehingga karena semua sudah terjadi, ia sudah dapat yang mungkin ia inginkan, maka kisah ini mungkin seharusnya segera aku tutup. berjalan seperti biasa, melakukan hal-hal seperti biasa sampai selesai.

yah, kisah yang mungkin seharusnya segera ditutup.

catatan ini adalah catatan dari sebuah kisah dalam kehidupan yang pernah terjadi di sebuah ruang waktu yang lalu, sebenarnya maksud dari catatan ini tidak lain  adalah agar bisa diingat saja, lagian aku telah belajar banyak hal dari kisah ini, mulai dari kesabaran, keegoisan dan sebagainya.

sehingga itulah kisah yang dapat menjadi sebuah cerita.

Terimakasih Blog, itu ceritaku untuk hari ini buatmu, semoga engkau bisa menjaga cerita ini selama waktu yang engkau bisa.

Dan Jika bisa, Kirim Salamku Juga lewat Angin ke Dia. Itu saja.

Sekian dan salam buat catatan ini.

Monday, June 8, 2015

Na Na Na Na Na

Kali ini saya ingin menuliskan sebuah artikel tentang  Na Na Na Na Na, sebagai bagian dari kehidupan yang bisa tetap untuk di ingat.

Na Na Na Na Na adalah  judul dari sebuah lagu, lagu dari lagu yang aku karang sendiri.

Petikan tali gitarnya itu adalah petikan classic.

Menurut aku, lagu ini adalah lagu kebebasan, dimana ketika lagu ini aku nyanyikan, aku selalu berpikir untuk sesuatu yang bebas, yang telah atau pernah aku lewati di belakangku, entah itu perjalananku, kisahku, ceritaku, dan semua tentang aku.

Nada adalah perasaan, ketika kita memetik tali sebuah gitar, persaan dapat berubah menjadi kata-kata yang keluar dari mulut dan nada yang dikeluarkan dari petikan gitar.

Sehingga itulah mengapa lagu ini saya karang dengan kebebasan pemain atau pemetik gitar, seperti apa ia ingin memasangkan atau memikirkan kata-kata ketika ia menyanyikan lagu Na Na Na Na Na ini.

Lagunya itu seperti ini :

Intro : ( Em - Dm - C - Dm - Em ) 2x

na na na na na na na
na na na na na
na na na na na
na na na na na
na na na na

Em - Dm - C - Dm - Em

na na na na na na na
na na na na na
na na na na na
na na na na na
na na na na

Reff: ( Kunci yang digunakan : G - Dm - Em, C - Dm - Em )

na na na na na na na na
na na na na na na na na na na
na na na na na na na na
na na na na na na na na


Kembali Gunakan Kunci : (Em - Dm - C - Dm - Em)

na na na na na na na
na na na na na
na na na na na
na na na na na
na na na na

*Back To Reff

Yah, lagunya seperti itu, kebanyakan  na na na na na dan itulah lagu kebebasan buat seseorang yang tidak tahu bernyanyi.

sehingga ketika menyanyikan lagu ini, saya selalu bisa memasangkan dengan kisah hidup yang mana saja yang ingin saya pasangkan.

Sekian untuk catatan lagu na na na na na, sebagai bagian dari catatan, lirik lagu ini hanya untuk biar bisa tetap untuk diingat.


Menghapus Jejak

Menghapus jejak adalah artikel kali ini yang ingin untuk ditulis dalam blog ini, mungkin ini hanya sebatas catatan biasa dari dari hidup yang luar biasa.

Menghapus Jejak

Langkah semakin jauh,
Jauh dari tempat dimana aku pernah berdiri.

Banyak hal yang telah aku jalani,
banyak hal juga yang telah aku lewati.

Ada yang diingat,
ada juga yang dilupa.

ada yang bermakna,
ada juga yang tidak sama sekali.

tapi, itulah hidup,
baik dan tidaknya adalah sebuah jalan yang harus tetap untuk di tempuh.

sebagai bagian dari pengalaman,
yang mungkin suatu saat dapat diceritakan.

Ada sebuah jalan yang berada di sebuah waktu yang membuat aku
tak bisa lupa.

mulai dari tikungan,
belokan,
tanjakan, dan
turunan,

semuanya teringat jelas.

jalan yang dapat dikatakan,
sebagai sebuah jalan yang memiliki harapan.

tapi semuanya hilang,
aku masih di depan dan masih terus berjalan.

Aku ingin kembali,
kembali beberapa langkah di belakangku,
berdiri dan melihat jalan tersebut,
kemudian menghapusnya.

sehingga tidak ada lagi jejakku,
karena aku telah menghapusnya.

kemudian berjalan ke arah lain,
untuk melihat harapan yang lain.

sehingga tak ada lagi cerita,
cerita yang mungkin pernah terjadi.

karena aku ingin mengosongkan semua,
semua yang pernah ada,
dibalik jalan itu.

dan mencari haluan yang lain,
untuk membuat sesuatu yang lain.

cerita yang baru,
dan mencari pengalaman yang baru.
Sekian buat catatan Menghapus Jejak. 

Saturday, June 6, 2015

Apa Bedanya (?)

Saya punya sebuah catatan untuk hari ini, catatan ini tidak lain adalah sebuah catatan yang diambil dari bagian kehidupan atau dari jalan kehidupan yang pernah di lalui.

Apa Bedanya?

Adalah catatan dari sebuah cerita yang mungkin tidak terlalu penting bagi para pembaca, tapi sangat penting untuk di pertanyakan bagi saya yang menulisnya.

yah, kisahnya itu seperti ini:

Saya punya seorang sahabat, yah, dapat dikatakan ia adalah seorang sahabat yang dekat tapi tidak terlalu dekat dan jauh tapi tidak terlalu jauh.

Baru-baru ini ia mencalonkan diri dalam sebuah organisasi ( saya tidak bisa sebutkan namanya ), yah, kalau soal jaminan menang, ia pasti menang ( saya yakin itu ), karena ia adalah orang yang suka mencari orang baru, dan saya rasa juga banyak orang yang sudah mengenal dan mengetahui dia, kalau dia itu orangnya cepat membaur dengan suasana (anggap saja begitu ), KEPPO ( yah, keppo, karena ingin tahu ) dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Kalau bicara soal lawannya, ia juga teman saya, tapi tidak terlalu dekat ( yah, hanya sebatas teman ). kalau soal ketenaran, saya rasa ia tidak terlalu di kenal. yah, itu hanya persaan saya.

nah kalau berbicara soal sahabat saya ini, sebenarnya ada kasihannya juga, karena saya dengar-dengar ia hanya dijadikan robot dari pencalonan tersebut ( walaupun dapat dikatakan ia bisa dijamin menang )

yah, pemilihan yang sudah di rencanakan kemenangannya ( Istilah kasarnya adalah mereka mau curang untuk memenangkan teman saya dan mengalahkan sahabat saya )

Keterangan:
*Tapi bukan teman saya yang mau main curang, akan tetapi mereka yang dekat dengan teman saya yang mau main curang agar misa memenangkan teman saya.

*Sahabat saya adalah orang yang kena kecurangan tersebut atau yang telah dijadikan robot dalam pemilihan tersebut

Catatan:
"Dari akar saja sudah rusak seperti ini, bagaimana nanti kalau sampai di bunga? Percuma di tanam, kalau sudah tahu itu rusak" ( Titus: 05-2015).

 yah, dari hal yang kecil sudah tidak benar, bagaimana jika diberikan hal yang besar. percuma, karena hanya akan merugikan orang lain terutama diri sendiri.

Lanjut Cerita*

Yah, setelah pemilihan berakhir, teman saya memegang kunci kemenangan dan sahabat saya memegang satu kunci pembelajaran.

yah, istilahnya seperti itu.

Setelah itu, saya pernah iseng-iseng bertanya kepada sahabat saya ( iseng aja, ingin mencobai jawabannya aja ), katanya seperti ini ( tidak jauh bedalah, tapi maksudnya sama ):

"Tidak ada niat buat proses? itu kan sebuah kecurangan".

Yah, dan ia menjawab seperti ini:

"Jangan gitu, kasian sih C-nya ( anggap saja inisialnya C ), ia adalah teman ku juga".

keterangan: C adalah teman saya yang memenangkan pemilihan.

yah, kata-kata yang bijaksana ( menurutku ), karena sahabat saya masih memiliki rasa pertemanan yang tinggi ( dapat dikatakan seperti itu ). yah, seperti itulah, ada rasa kasihan.

Lama-lama berbicara, sebelum pemilihan, sahabat saya sudah pernah menceritakan kepada saya dan sahabat-sahabat saya yang lainnya kalau ia pasti akan kalah, karena ia hanya di jadikan robot dalam pemilihan tersebut dan pasti akan ada kecurangan yang akan memenangkan teman saya.

Sahabat saya pernah bercerita seperti ini,

"Katanya teman saya itu sebenarnya tidak mau ikut pemilihan, tapi ia disuruh untuk ikut pemilihan tersebut" (yah,  Katanya ia juga disuruh, sehingga ia mau mengikutinya ).

Seperti biasa, saya adalah orang yang terkadang tidak bisa tenang sebelum mencari sebuah jawaban yang menurut saya perlu untuk dicari, yah, dari pernyataan tersebut, setelah saya pertimbangkan, inilah kesimpulan yang saya dapatkan.

Kata Teman Saya:
Teman saya itu sebenarnya tidak mau ikut pemilihan ( Katanya )

Kesimpulan Saya:
Mungkin karena ia tahu, kalau ia pasti akan kalah ketika melawan sahabat saya dalam pemilihan tersebut.


Kata Teman Saya:
Tapi ia disuruh untuk mengikuti pemilihan tersebut oleh mereka, sehingga akhirnya ia mau ikut.

Kesimpulan Saya:
Mungkin karena ia sudah tahu, kalau mereka akan membantunya untuk menang melawan sahabat saya dalam pemilihan tersebut, sehingga ia memutuskan untuk mengikutinya.


yah, itu adalah cerita dari kata teman saya dan kesimpulan saya, sehingga kesimpulan yang terakhir adalah :

Kesimpulan Akhir:
Kalau ia sudah tahu bahwa ia akan menang dengan kecurangan, kenapa ia tidak mengundurkan diri atau kenapa ia tidak menolaknya? yah, kenapa tidak? padahal ia sudah tahu, kalau itu adalah hal yang seharusnya tidak dilakukan, karena itu tidak baik ( istilah saya seperti itu )

Jawabannya adalah : karena ia juga menginginkannya.

Ia tidak peduli, menutup mata dan telinga, seolah-olah tidak ada yang terjadi, kemudian duduk di bagian teratas dan secara tidak langsung ia telah mengecewakan satu orang lawannya ( walaupun secara tidak langsung ).

yah, ia telah menghancurkan perasaan orang yang tidak ingin menghancurkan perasaannya seorang teman ( karena saya yakin ini masih bisa di proses, kalau sahabat saya mau, tapi sayangnya sahabat saya masih mempertimbangkan atau memperhatikan atau mengingat pentingnya perasaan seorang teman ).

terus, pertanyaan yang terakhir sekarang adalah :

Apa Bedanya Dia ( Teman Saya ) Dan Mereka?

Jawabannya ada pada diri masing-masing.
Catatan: 
catatan diatas tidak ada hubungannya dengan sahabat saya, karena ini adalah murni catatan saya sendiri tanpa disuruh. catatan kehidupan yang menurut saya penting untuk dicatat sebagai bagian dari perjalan hidup yang masih ada di depan.

Sekian Dan Salam.

Friday, June 5, 2015

Waktu Yang Bagus

Selalu melihat waktu yang bagus adalah artikel atau catatan kali ini yang ingin saya tuliskan di blog saya.

Tidak tahu kenapa, tidak atau alasannya apa, tapi inilah kejadian yang selalu terjadi akhir-akhir ini, dari beberapa bulan belakangan ini.

Yah, saya selalu dan sering kali melihat waktu yang dapat dikatakan adalah waktu yang bagus, seperti contoh yang terjadi tadi adalah tepat pukul 11:11, mata ini memandang kearah jam HP.

Kejadian ini bukan baru sekali, bukan disengaja. yah, ini tanpa ada unsur kesengajaan dan tidak tahu juga, ini sering terjadi. terkadang pada malam hari, ketika mau tidur atau iseng ingin melihat jam, waktunya terkadang pukul 10:10 atau pukul 10:11, yah, tidak tahu kenapa hal tersebut bisa terjadi berulang kali.

saya sendiri terkadang heran, kenapa hal ini bisa terjadi. tapi yah, biarkan aja lah, mungkin tidak punya maksud.

catatan ini hanya sebagai catatan kalau hal ini pernah terjadi dalam hidup saya, dimana hal ini saya tidak tahu maksud dan tujuannya, tapi semoga semuanya baik-baik saja, walaupun memiliki arti, semoga artinya itu adalah arti yang baik. tidak lebih dari itu atau dengan kata lain jangan buruk lah.

sekian dan salam buat catatan atau status hari ini. semoga dan semoga aja ini akan tetap ada.


Thursday, June 4, 2015

Berubah Wujud ( Sendal )

Hari ini Tanggal 5 Juni 2015, saya ingin menuliskan artikel mengenai berubah wujud ( sendal ).

yah, sebenarnya artikel ini tidak akan ada, kalau kejadian ini tidak ada, tapi karena kejadiannya sudah ada, jadi artikel ini juga harus ada, sebagai bagian dari cerita yang dapat diingat selalu.

Hari ini saya bangun kira-kira jam 8'an,  yah, setelah bangun pagi, karena masih libur ( karena hari ini tidak ada UAS ), jadi yah seperti biasa, ambil laptop kemudian browsing aja.

Saudara cewek saya berkali-kali memanggil saya, tapi saya sengaja untuk mengabaikkan panggilannya itu, karena seperti biasa, ia hanya mau ngejailin saya aja.

setelah itu, beberapa lama di dalam kamar kost. kira-kira pukul 9'an, saya keluar dari kamar kost saya, nah pada saat keluar itu, saya mendapati sendal saya telah berubah wujud, dari yang biasa warna merah + hitam, akhirnya berubah menjadi warna putih + hijau.

saya tidak tahu apa yang telah terjadi, karena setahu saya mungkin ini sendal adalah sendal yang GAIB, yang bisa berubah wujud. yah, saya menganggapnya seperti itu.

setelah melihat sendal tersebut telah berubah, akhirnya saya tertawa sendiri, tertawa dengan keadaan yang cepat sekali berubahnya. yah, setelah itu saya memutuskan untuk bertanya pada saudara saya, apakah ia melihat sendal saya atau tidak, yah dan lagi-lagi jawaban yang saya dapatkan adalah ia juga sebenarnya mau tanya saya, kok sendalnya tidak ada gitu. ia kira saya lagi keluar, makanya pintu kamar kost saya di ketuk secara berulang-ulang.

yah, ternyata disitu baru saya tahu, kalau sebenarnya ada orang yang lebih menginginkan sendal itu dari pada saya, mungkin dia beruntung, jadi biarkan saja, agar dia puas. yah, kata-kata itu yang mungkin keluar.

setelah itu, kata selanjutnya adalah "Aggap saja ini buang sial".

yah, kejadiannya seperti itu, kejadian yang tak pernah diharapkan tapi datang. jadi, mau  mi di apa ( loga bugis - sulawesi ), kalau sudah begitu mi.

semoga yang pakenya itu bisa merasakan kenyamanannya aja.

sekian dan salam buat catatan ini, semoga ini jadi pelajaran tersendiri buat hari-hari hidup saya.

semoga semua ada nikmatnya aja. sekian dan salam kembali.

Kekuatan Dari Kepercayaan ( Part 3 )

Cerita kali ini saya ingin menceritakan tentang kekuatan dari kepercayaan, dimana judulnya sendiri terdapat kata "Part 3".

Mengapa Part 3?
Cerita atau catatan tentang kekuatan dari kepercayaan ini, sudah pernah diceritakan di lain cerita akan tetapi memiliku judul yang sama. yah, saya sudah pernah menceritakannya 2 kali sebelum artikel ini. jadi, ini adalah artikel yang ke 3 untuk kekuatan dari kepercayaan.

Cerita ini bermula dari menonton sebuah film.

Yah, beberapa hari yang lalu, saya menonton sebuah film Animasi 3D yang berjudul "Rise Of The Guardians", dari film ini, banyak hal yang saya pelajari, akan tetapi 1 hal yang sangat saya dalami.

hal tersebut tidak lain adalah kekuatan dari kepercaan.

Dalam film ini, yang diceritakan adalah ada beberapa orang, dimana orang ini adalah orang yang dapat dilihat oleh mereka yang percaya. yah, siapapun yang percaya akan adanya mereka, maka yang percaya tersebut dapat melihat mereka.

Begitu pula sebaliknya, mereka yang tidak percaya, tidak akan pernah bisa unutk melihat mereka, apa lagi sampai menyentuhnya.

yah, dari film ini, yang saya pelajari atau yang saya tangkap menurut pribadi saya sendiri adalah bagaimana saya bisa dekat dengan Tuhan saya, apalagi sampai melihat-NYA.

Yah, dari film ini saya belajar bahwa agar bisa melihat Tuhan kita, maka kita harus benar-benar percaya akan kehadiran-NYA dalam kehidupan kita, kita harus benar-benar yakin bahwa DIA yang hidup itu benar-benar ada diantara kita.

hingga akhirnya saya sadar, mengapa sampai sejauh ini saya sudah tidak bisa melihat-NYA lagi ( walaupun secara tidak langsung ), karena saya sendiri yang sekarang sudah kurang percaya.

saya masih egois dan terkadang saya lupa.

itulah sifat manusia yang seharusnya bisa di kontrol dengan baik.

Sekian dan Salam. Untuk yang belum nonton, saya harapkan agar bisa segera menonton film-nya secara langsung, agar tidak penasaran dengan isi ceritanya. karena untuk kali ini, saya tidak bisa menceritakan semua isi dari film tersebut, karena keterbatasan waktu dan tidak akan sama yang diceritakan dengan yang dilalui sendiri.

Sekian dan salam kembali.

Tuesday, June 2, 2015

Perjalanan Ku

Catatan kali ini adalah tentang sebuah catatan perjalananku. yah, ini hanyalah sebuah catatan yang merupakan bagian dari catatan kehidupan/

Aku pernah berada di sebuah tempat, bersama dengan orang-orang yang aku sayangi. yah, mereka adalah Orang Tua Ku.

Aku sayang mereka, tapi itulah ungkapan yang masih belum dapat aku buktikan.

Yah, karena perasaanku yang mengatakan bahwa aku sangat menyayangi mereka. dalam hari-hari ku, terkadang ada 1 hal yang paling tidak ingin aku lakukan, yaitu mengecewakan mereka.

Yah, aku sangat-sangat tidak ingin mengecewakan mereka, kepercayaan mereka adalah kunciku agar aku dapat membentuk pribadi ini dan aku tak ingin kepercayaan mereka itu hilang, walaupun hanya sekecil dari bagian yang paling kecil.

Aku selalu berharap ingin berbuat yang terbaik, tapi terkadang aku sebagai manusia tidak bisa mengontrol sifat manusia ku.

ketika bersama, terkadang secara tidak langsung aku membuat mereka menyesal, mereka marah dan mereka terkadang meneteskan air mata karena aku.

aku tak pernah berpikir, seberapa berartinya mereka buat hidupku.

aku tak pernah berpikir bahwa didunia ini kalau bukan karena mereka, aku tak akan seperti ini.

hingga aku sadar, sadar dalam kesadaran semata. yah, aku masih saja terus melakukan banyak hal yang secara tidak langsung dapat membuat mereka kecewa.

hingga suatu saat, aku berjalan, berjalan demi pendidikanku, pendidikan yang memaksa aku harus berpisah untuk sementara dari mereka.

ketika awal langkahku belum ku lakukan, pikirkan terbang melayang menembus batas sadarku. mata agak kemerahan, takut aka perpisahan yang mungkin dapat dibilang hanya sementara.

disitulah baru aku sadar akan berartinya diri mereka untuk diriku.

cerita tidak sampai disitu saja. sebelum aku keluar dari pintuh rumahku yang merupakan surga kami di bumi, aku memeluk sosok perempuan yang selama ini masih berusaha merawatku, memberikan yang terbaik darinya untuk diriku, meskipun sifat manusiaku terkadang tidak mensyukuri apa yang diberikan kepadaku.

memeluknya dan menunduk, menunduk karena mata sudah berkaca. yah, aku hanya tak ingin melihat ia melihatku pergi dengan kesedihan karena perpisanan sementara, akan tetapi aku juga sulit untuk menutupinya.

setelah memeluknya, aku berjalan dengan menunduk, aku tak sanggup lagi menatapnya, karena jika itu yang ku lakukan, maka aku pasti akan menangis ( dapat dikatakan seperti itu ).

aku berusaha untuk tegar dalam lemahku, berusaha untuk menutupi semuanya.

hingga akhirnya ketika aku telah berjalan meninggalkan rumah tempat tinggal kami, dari kejauhan aku balik sejenak untuk menoleh melihat ia yang sementara menatapku.

setetes demi setetes air mata berjatuhan dengan sendirinya tanpa ada yang tahu dan tanpa ada yang lihat. semua tertutup rapat selama aku dalam perjalananku.

Ketika langkahku semakin jauh, mata tak lagi menjangkau mereka, perasaan ini seakan mau pulang, kembali bersama mereka yang aku sayangi.

aku ingin kembali, yah, itulah yang aku rasakan. napas yang ku tarik dari dada seolah-olah tak mau keluar, sesak napas perpisahan itu datang.

yah, dan akhirnya disitu aku sadar, ternyata "Sesuatu tidak akan ada nilainya jika ada, dan ketika semua telah hilang atau telah pergi, disitulah baru akan memiliki sebuah nilai yang sangat berarti".

catatan kehidupan yang merupakan bagian dari kehidupan. sekian dan salam.

semoga catatan ini dapat mengingatkanku akan berartinya kesempatan kebersamaan, sebelum ada perpisahan.

"Karena nilai yang sesungguhnya adalah sebuah kebersamaan, dan perpisahan bukanlah sebuah nilai".