Hidup ibarat sebuah candaan, itulah kehidupan sekarang.
dari jauh terlihat ada yang berdiri tepat di depanku,
menatap kearahku seakan tak mau berpalin.
tatapan itu adalah tatapan tanda tanya (?) dalam hidup,
karena sebuah alasan,
tidak tahu maksud dan tujuan.
yah, itu adalah tatapan harapan,
mungkin.
sejenak aku berpalin dan berpura-pura tidak melihat,
sejenak aku terdiam seperti orang yang tak ingin berbicara,
sejenak aku marah, seolah-olah aku ingin menjadi orang yang jahat, dan
sejenak aku menolak, seolah-olah aku tak mau.
semuanya berbeda dan terasa berbeda.
karena sebuah alasan bahwa mungkin ini hanya candaan
yang butuh pengertian.
tak lama kemudian, aku merasa semakin dekat,
mungkin hanya beberapa langkah dari depanku.
semakin dekat, aku tidak tahu bagaimana cara mengontrol langkahku,
sehingga aku sendiri bingung,
harus dari mana aku melangkah.
aku terasa sedikit gugup,
aku terasa sedikit tak tau arah.
seperti ada yang telah mengecoh langkahku.
sehingga semua jadi membingungkan.
karena aku takut sesuatu yang salah bisa terjadi,
yaitu aku takut jatuh ketika terlalu dekat.
lama kelamaan semua makin lebih dekat lagi,
aku semakin gugup dan tak taku harus berbuat apa lagi.
hingga akhirnya aku berusaha melakukan satu hal,
hal yang mungkin seharusnya tak aku lakukan.
aku mencoba untuk berbalik kebelakang untuk beberapa detik saja,
agar aku bisa menarik napas kelegaan sehingga dapat berjalan dengan baik,
sehingga aku tak jatuh nantinya,
akan tetapi itu adalah balikkan akhirku
yang merupakan balikkan terburukku.
aku berbalik dengan harapan, dan
aku berbalik dengan tujuan,
akan sebuah kemudahan,
dalam langkah pendekatan.
akan tetapi apa yang aku dapatkan?
semua yang berada di depanku hilang,
tidak ada yang terlihat,
seolah-olah ini adalah candaan.
aku tidak tahu harus berkata apa,
aku tidak tahu harus mulai dari mana,
karena aku mati langkah.
katanya seperti itu.
ada yang terkadang aku rasa,
sebenarnya tidak ada yang nyata,
selain rasa ini.
yah, rasa yang terlalu berlebihan.
seharusnya tidak seperti itu,
seharusnya juga tidak begitu.
mungkin?
yah, mungkin.
tapi aku masih tetap berjalan,
berjalan dan berjalan.
berjalan dengan sebuah harapan.
dalam berjalan,
aku kembali melihatnya,
ia tepat berada disampingku.
aku berusaha mengabaikkannya,
dan belajar melakukan apa yang ia inginkan.
yah, ia ingin untuk menghilang,
jadi aku hanya bisa berusaha untuk mengabulkan
apa yang ia inginkan.
keinginan yang memang bukan hal yang diinginkan.
Sekian dan Salam buat catatan ini